Book Info: BEAUTY CASE by Icha Rahmanti
Pernahkah kamu merasa bahwa dunia sedang tidak adil padamu hanya karena kecantikan, penampilan, dan lainnya? Dinilai dengan hanya melihat postur tubuh, wajah, jenis rambut? Seseorang interior desainer yang super-kreatif bernama Nadja sering mengalami ini. Nadja Sinka Suwita, cewek mungil dengan rambut (yang diakuinya) ikal, mempunyai sifat utama pelupa (gw banget, amnesia akut hahaha!!). Sebagai teman, Nadja adalah pemegang friendship yang oke, walaupun kadang pernah lepas kendali karena
deep-depression akibat beauty rules. Sebagai mitra kerja, Nadja adalah seorang desainer yang oke banget, kreatif banget dan penuh ide-ide (walau kadang2 perlu dipicu oleh sesuatu yang bisa membangkitkan emosi hahaha).
Tapi Nadja selalu mempunyai sindrom "i-have-nothing-to-wear" dan panik pada saat itu, terutama setelah ia bertemu dengan seorang perempuan maha cantik, maha indah,seorang model sekaligus Duta Gals Indonesia (majalah favorit Nadja), Dania Soedjono, untuk mendapatkan cinta
the most eligible man,
drop deep gorgeous-man, Budiarsyah Nasution :D Mengapa? Di pikirannya selalu terpatok bahwa
beauty does rules. Seseorang dinilai dari penampilan,
etc etc..
Such a boring thought, isn't it? f(-_-);
Anyway, di sini Nadja, yang awalnya sempat drop abis gara-gara kalah bersaing dengan Dania, kemudian menjadi tegar, dan berjuang melawan peraturan seleksi alam yang ada. Dia berjuang untuk membuktikan bahwa penampilan dan kecantikan bukan akhir dari segala penilaian terhadap diri seseorang. Dan dia dapat membuktikan bahwa,
the most eligible man tidak selamanya yang terbaik.
Yeah sebuah buku lagi dari mbak
Icha Rahmanti.
Seems familiar huh? Tentunya untuk penggemar chicklit masih ingat kisah Rahmi dan Nimo-nya serta Danang Raka Sudiro (alias Raka) dalam
Cintapuccino. Gw pernah review bukunya dulu di blog ini juga, waktu itu masih layout yang lama :p~
Anyway, this book so
incridible for me, dengan gaya penulisan mbak Icha banget deh :) Te-O-Pe!!!
Banyak kata-kata bijaknya pula:
"...
Tapi, sometimes, untuk menerima suatu kebenaran, kamu perlu sangat terluka dulu sebelumnya." (BEAUTY CASE, hal 120)
"...
kita nggak pernah bisa 100% mengontrol apa yang akan terjadi dalam hidup kita. Things happens. S**t happens. That's the way life is, right? So, all we can do is ... do our best." (BEAUTY CASE, hal 277)
Hmmm sumpah gw jadi
super-romantic-mood-sensitive-feeling reading this chicklit. Pake nangis pula
Note: Perhatiin deh di halaman ke-seratus-sekian di halaman yang banyak foto-foto di situ. Foto paling bawah sebelah kanan. Hehehehe...
yea that's me.. Makasih buat mbak Icha yang udah nampangin gw di situ hahaha.... Euh norak banget yah gw? Biarin ah, mejeng di novel gitu loh.... *
norak mode on*