Tadi Pagi
"Di kuitansi PLN, ada tambahan bayar Rp 2000,- buat dinas kebersihan kota, tapi sampah tetap aja digeletakkan di mana-mana. Kontainer sampah sampai berbulan-bulan nggak diangkat-angkat," cerocos nyokap gw tadi pagi sambil menyeruput tehnya.
Gw kaget. "Ha?! Masa sih? Bukannya Mama bayar Rp 15.000,- per bulan buat iuran kebersihan plus keamanan se-RT?" Gw lagi ngubek2 isi kulkas untuk makanan pagi jadi menghentikan aktivitas.
"Iya, itu juga bayar. Yang di PLN itu dari negara, katanya buat dinas kebersihan kota, tapi heran.. yang kerja membersihkan kita-kita juga, bukan orang dari dinas kebersihan." Nyokap lalu membawa
mug-nya ke tempat cuci piring.
Gue ngambil daging cincang beku trus masukin ke
microwave buat di-
defrost. "Jadi Rp 2.000,- itu diapain ama pemerintah ya? Dasar..."
"Itulah, Mama juga bingung," Nyokap ngambil telur 3 biji dari kulkas trus kasih ke gw. "Nih, bikin
omelette sekalian."
Gw ngambil telur-telur itu kemudian meletakkan di dekat kompor. "Bayangin aja, Ma. Rp 2000,- untuk satu rumah. Nah 5 rumah aja udah Rp 10.000,-, 50 rumah jadi Rp 100.000,-. Wah gile, berapa tuh jadinya untuk semua rumah di kota ini?? Sama dengan banyak!!"
"Dan ke mana uang sebanyak itu? Sudah itu tindaklanjutnya juga sama dengan nol besar." Nyokap pun ngeloyor pergi.
Gw ngambil mentega low cholesterol dari dalam kulkas. "Paling juga masuk kantong. Korupsi? Mana tahaan untuk tidak korupsi.."
-
tiit tiiit tiit tiiit tiit-
Eh,
microwave-nya bunyi. Udah selesai
defrost-nya.