Makassarku.. Please Dong!
From: helvine hp <+62815252xxxx> 09-May-06 15:08
Ra ada isu pembantu dibunuh sama org chinese di pelita marga mas (latimojong) trus katanya g latimojong sdh ditutup. Byk toko yg tutup takut kerusuhan lagi. Kalo ndak ada yg penting jgnko dulu keluar.
Sms di atas adalah sms dari teman gw, yang gw baca setelah dengan santainya tanpa mengetahui keadaan, nyetir dari
kampus, ke rumah, kemudian ke klinik, trus ke travel.
Gw agak kaget, lalu tersadar, pantesan sepanjang perjalanan ke travel ini (yang kebetulan berada di wilayah
chinatown) toko-toko pada tutup semua. Lalu gw tanya kembali ke teman gw ini:
To: helvine hp <+62815252xxxx> 09-May-06 16:29
Vine baru ka liat smsmu, betulan kah itu? Sy lg di anta ini. Pantes dr tadi byk toko tutup sy lihat.
Dan dibalas:
From: helvine hp <+62815252xxxx> 09-May-06 16:31
Kayanya trus katanya mrk jln/konvoi ki kalo ko plg jgnko lewat latimojong.
Agak panik juga, setelah menyelesaikan segala urusan di travel, gw dan beberapa teman langsung pulang. Akhirnya gw memilih lewat jalur tol agar terhindar dari lokasi yang dimaksudkan di sms teman gw tadi.
Sampai di rumah gw tuh belum terlalu percaya akan isu ini. Akhirnya gw buka
MetroTV dan waktu itu sedang ditayangkan Headline News: Makassar Mencekam. Juga baca berita di
Detik.com.
Pada saat itu gw langsung merinding. Bayangan delapan tahun lalu, bulan September tahun 1997, kembali terulang di benak gw. Tragedi pembantaian yang mirip bulan Mei tahun 1998 di Jakarta. Hanya saja karena di daerah, kejadian itu kurang terekspos, padahal sebelum Jakarta dengan tragedi Mei-nya, Makassar sudah duluan dengan tragedi September 1997, tepatnya tanggal 16-19 September 1997.
---
Oke mungkin ada baiknya gw ceritain sedikit ya..
Tanggal 16 September 1997 itu, gw masih seorang mahasiswa baru di FKG
UNHAS. Gw di kampus waktu itu sudah mendengar bahwa ada kerusuhan yang membantai etnis Tionghoa di kota. Oleh karena itu, waktu pulang dari kampus, gw dan beberapa teman diantar pulang, numpang gitu.
Gw bukan etnis Tionghoa, tapi tampang Manado gw yang berkulit putih dengan mata asia membuat gw menjadi salah satu kandidat untuk dibantai. Keluarga gw juga berperawakan seperti gw.
Sampai di rumah, suasana adem ayem saja. Sama sekali tidak berpikir bahwa massa mungkin saja menuju ke rumah. Dengan santainya gw masih sempat ngecek e-mail, bahkan mengirim beberapa e-mail juga.
Tiba-tiba gw mendengar ada suara yang banyak, diikuti dengan suara ledakan dan pecahan kaca. Tidak lama setelah itu kaca di rumah gw dilempari! PRAAANG! Bertubi-tubi. Semua panik. Gw langsung ngasih tau nyokap gw yang lagi di kamar mandi, " Ma, mereka sudah datang! Di depan rumah! Kita diserang!"
Nyokap buru-buru keluar. Dan pada saat itu tidak ada seorang pun laki-laki yang ada. Yang ada di rumah hanya oma, nyokap, kakak gw yg masih newly-wed selama 2 minggu, pembokat gw serta anaknya, dan gw sendiri. Satu-satunya lelaki di rumah ini, suami kakak gw, lagi jagain gereja.
Kami semua langsung masuk ke kamar nyokap yang terletak agak belakang dari rumah. Pintu dikunci, dan kami mulai berdoa. Kakak gw dan oma gw yang beragama katolik, segera memulai doa rosario. Gw, nyokap dan pembokat gw beragama kristen protestan, segera pula memanjatkan doa yang sangat banyak dan panjang.
Kira-kira 20 menit, pagar di depan rumah gw sepertinya bobol, dan massa terdengar sudah mengelilingi rumah (gw dengar karena jendela kamar nyokap gw langsung menghadap ke kebun di luar rumah.
Suasana saat itu sudah sangat menakutkan. Gw sudah pasrah, mungkin ini akhir dari hidup gw.
Puji Tuhan, tiba-tiba listrik mati, jadi para perusuh itu tidak bisa melihat ke dalam rumah. Tuhan mendengar doa kami, tidak lama datang tentara yang mengamankan para perusuh yang sudah masuk ke rumah gw dan rumah lainnya.
Kalau tidak, kalian tentunya tidak pernah mengenal seorang rara yang punya blog di sini, yang kalian baca postingnya sekarang.
---
Setelah peristiwa tersebut, sampai sekarang kalau gw melihat ada kemacetan di jalan atau ada ribut-ribut dengan suara yang banyak, gw pasti langsung tegang.
Gw trauma.
Makanya, pas kejadian kemarin ini, gw sempat tegang. Gw trauma. Gw tidak mau kejadian pada diri gw dulu, terulang lagi. Sambil terus memonitor keadaan via nonton berita di televisi atau browsing di Detik.com, gw juga berusaha menenangkan diri sambil chatting dan
arisan di
Y!M, mengunjungi forum
Blogfam, dan nge-
junk di milis
Kampung Gajah.
Thanks buat teman-teman di Kampung Gajah yang concern sama diriku. Makasih banget.. *hugz*
Berita-berita terus di-
update, hingga jauh malam, keadaan diberitakan sudah terkendali. Tapi terkendali di sini belum berarti 100% aman. Sebab ternyata di perbatasan ada banyak truk yang tertahan. Truk-truk ini mengangkut massa dari luar daerah untuk ikutan ngerusuh. Mudah-mudahan tidak jebol. Sebab kalau pertahanan jebol, gw sudah ga tau mau bilang apa. Tamatlah sudah.
Pagi tadi, gw bangun dan dengar berita bahwa keadaan sudah aman terkendali. TAPI... Kenyataan adalah... Ternyata beberapa mahasiswa yang bebal malah melakukan aksi
sweeping terhadap masyarakat dengan etnis Chinese. Hah?! Dasar otak udang! Ngakunya mahasiswa tapi melakukan hal yang sangat tidak berpendidikan. Beritanya dapat dilihat di
Detik.com
Berikut rangkaian berita di detik tentang di Makassar kemarin:
-
Dilanda Isu SARA, Kota Makassar Tegang
-
Massa Terus Bertambah, Puluhan Toko di Makassar Tutup
-
Polisi Tangkap Pembunuh PRT di Makassar
-
Makassar Mencekam, Isu Bermotif SARA Berseliweran
-
JK Imbau Warga Makassar Tenang
-
Mabes Polri Belum Instruksikan Back Up Polda Sulsel
-
Massa Bubar, Pembunuh PRT di Makassar Diduga Kelainan Jiwa
-
Kapolri: Makassar Terkendali
-
Buntut Isu SARA, Mahasiswa Datangi Mapolwiltabes Makassar
-
Wandi Kerap Memukuli Dua Pembantunya
-
Sekelompok Mahasiswa Akan Sweeping Warga Tionghoa
Please pray for us in Makassar..
Hope for the best happen..