Friday, July 29, 2005

Pergi Untuk Kembali Hehehe judul di atas bukan lagunya Ello yang ganteng dan cakep itu hehe :D Dengan ini mo ngasih tau kalau gw ngilang dulu dari dunia maya selama beberapa hari. Mulai besok (30-Juli-2005) sampai hari Kamis (4-Agustus-2005), gw ke Aceh. Jadi.. titip blog ini yah teman-teman :) Will miss u all..

Monday, July 25, 2005

GiE: Sebuah Impian Satu kalimat menarik di akhir film GiE. Impian seorang Soe Hok Gie. "Bahwa sampai hari ini, setelah 32 tahun, kehidupan demokrasi yang bebas dari kepentingan ras, agama, dan partai, belum tercapai" Gw pernah menuliskannya di sini. Sampai kapankah perseteruan ini berakhir? Tolong! Gw cuma ingin hidup dalam perdamaian yang abadi :( Perbedaan. Bukan untuk diperdebatkan dan dipermasalahkan. Perbedaan. Diciptakan untuk saling mengisi. Aaargh!

Monday, July 18, 2005

GiE: Blogger Makassar Nonton Bareng Image hosted by Photobucket.comHari Sabtu kemaren blogger Makassar ngumpul lagi. Kali ini dalam rangka mo nonton GiE, atas usulnya Soeltra yang chatter box ini hehehe. Dan rendezvous-nya seperti biasa, di Gramedia, tapi kali ini di Mal Panakukkang, karena kami akan nonton di Panakukkang 21. Di pengumuman, kumpul jam 5 di Gramedia Mal Panakukkang. Sepulang klinik, gw ama Bati udah keliling-keliling duluan. Ke mal GTC, untuk beli kacamata, mumpung ada yang harga 120rb (frame + lensa), skalian butawati yang satu itu mo periksa mata hehehe. Trus sekitar jam setengah tiga gitu masuk sms dari Adhi, menanyakan jadi apa nggak. Ya jadi dong :) Lalu gw iseng sms-in si Soeltra, nanyain jadi pa ngga, eh dibalas olehnya pake nomer orang (isi pulsamu ces! numpang nomer terus hehe) bahwa jadi lah nonton barengnya tapi dia mungkin telat dateng jadi minta dititipin dibeliin tiket dulu, trus dia juga nanyain siapa-siapa yang ikutan, gw bilang sebenarnya pada nggak konfirmasi via shoutbox, tapi yang via sms udah ada Aan dan si Adhi yang baru nanyain. Leo, Cikal dan Ocha belum ketahuan jadi apa enggak. Di tengah perjalananku ke Mal Panakukkang, masuk sms dari Aan bahwa dia akan telat karena ada meeting. Ok deh, tambah santai deh gw nyetir mobilnya. Sebelum nurunin Bati di jalan, Adhi sms kalau dia udah nyampe di Gramedia. Oops! Gw belum nyampe di mal hihihi... Ya udah gw balas, sabar ya, masih on the way ke sana ;) Setelah melewati pos pemeriksaan, ngantri ngambil tiket parkir, dan nyari-nyari tempat parkir yang lumayan susah karena buanyak sekali orang (malam minggu gitu loh!), akhirnya gw sukses mengistirahatkan DD 513 PF-ku dan segera melesat ke Gramedia Mal Panakukkang yang terletak di lantai 3. Baru sampai di lantai 2, ada sms masuk dari Aan bahwa dia udah di Gramedia. Gw balas, "sabar udah di lantai 3 nih". Ga lama kemudian Adhi sms lagi, "eh, janjian ketemu di mana kah? dr td ga ada orang?". Gw balas dengan sms yang sama dengan gw kirim ke Aan. Gw masuk ke Gramedia, titip tas di penitipan, segera melesat sambil tengok sana tengok sini, kok ga ada yang gw kenal ya? Wah jangan-jangan gw dikerjain lagi hihihi. Eh pas udah hampir nyampe ke bagian komik (biasa.. pengen skalian nyari komik2 yang update), ada yang nyolek. Si Aan. Trus gw tanya ke Aan kalau dia ketemu ama Adhi nggak. Dia bilang, nggak tuh dari tadi cuma dia. Lalu dia nunjukin sosok lelaki tinggi putih dengan baju kaos putih dan berkacamata. "Itu terbangbebas, anak ekonomi, Irfan namanya." Dan akhirnya kita nyamperin sambil kenalan. Trus dalam rangka masih nunggu-nunggu, kita sepakat untuk having fun liat-liat buku dulu. Setelah agak lama, kok Adhi ga muncul-muncul, gw telpon deh. Gw: Halo, Adhi, kamu di mana?? Adhi: Loh di Gramedia. Gw: Hah? Gramedia mana sih? Nih gw ama aan dan terbangbebas sudah di Gramedia dari tadi ga liat dirimu. Adhi: Loh, Gramedia Mal Ratu Indah kan? Gw: HAAAAH??? Ya ampun! Mal Panakukkang, adhi, bukan Mal Ratu Indah!! Adhi: (ikutan kaget) Waaa... ya udah saya ke sana deh, kalau telat tolong beliin dulu ya. Gw: Ya udah ke sini lah, kalo udah nyampe sms aja untuk tau posisi kita. Bwahahaha! Salah tempat! Trus gw liat-liat buku tentang kedokteran gigi (back to habitual life, huh!), nggak lama kemudian ada yang nyamperin gw. Ternyata si Nani. Dan masing-masing pergi liat-liat buku lagi. Setelah sekitar 20 mtnit kemudian Adhi datang. Hahahaha.. Lalu semuanya kenalan-kenalan lagi, kemudian beberapa saat setelah menerima telepon dari Soeltra yang katanya bakalan terlambat karena baru kelar kuliah, kamipun ke Panakukkang 21 untuk membeli tiket duluan. Dapat di C-12 hingga C-17. Enam tiket. Kok enam? Mari kita urutkan yang jadi muncul: 1. gw sendiri 2. Soeltra 3. Adhi 4. Nani 5. Aan 6. Ancu Yang terakhir kok ga disebutkan di atas? Iya, dia nyusul juga katanya, jadi dibeliin duluan ama Aan. Loh terbangbebas mana? Waktu mo beranjak dari Gramedia, dia tiba-tiba ngilang. Setelah berusaha nyari setengah mati setengah idup di antara tumpukan buku2, ga ketemu. Setelah dari Panakukkang 21, kami ke food court untuk mengisi perut. Berhubung film GiE ini durasinya panjang, 147 menit, nanti kelaparan plus kedinginan di dalam sana hehehe. Sambil ngumpul di food court, Adhi ke Gramedia lagi untuk nyari terbangbebas yang tadi ilang. Trus Soeltra juga udah gw hubungi, bakalan nyusul ke foodcourt. Singkat cerita, akhirnya semua ngumpul di foodcourt. Si terbangbebas ga bisa ikutan karena bokapnya mau pulang. Ya udah kami ngobrol bebas membahas semua-semuanya. Dari tentang buku-buku, film, sampai bagaimana naruh shoutbox serta comsys di blog. Tepat pukul 19.55 kami kembali ke atas, ke Panakukkang 21, yang terletak di lantai 3 mal tersebut. Pisah ama terbangbebas. Sampai di Panakukkang 21, ternyata di sana sudah ada Ancu, dan..... LEO!! Kok Leo baru gabung?? Begini kisahnya.. Dikira, dia telat, trus kirain kita-kita pada nonton yang jam 17.30, ya udah dengan sabar dia nungguin kami keluar nonton, karena dia tiba di mal tersebut jam 18.00. Padahal, jam segitu semua masih di Gramedia. Trus menurutnya lagi, dia nungguin sampai saat kita ketemu ini. Artinya, waktu kita lagi beli tiket tadi, mestinya dia liat dong.. Dan kata Leo, dia kira emang janjiannya langsung di Panakukkang 21. Hahaha.. dasar gemblung! Salah lokasi juga!! Duh kenapa sih nih Adhi dan Leo. Lagi error yee hehehe.. Akhirnya kita "meracuni" Leo untuk ikutan nonton (padahal sebelumnya dia masih mikir-mikir), dan Leopun sukses diracuni hehehe. Leopun ke loket untuk beli tiket, dengan harapan masih ada tempat di C-18, nyambung gerombolan 6 orang tadi. Dan dia datang dengan muka sumringah. Berhasil, katanya hehehe.. Pengumuman dari bioskop bahwa pintu studio 2 sudah dibuka. Dan masuklah kami semua dan menempati C-12 hingga C-18. Tentang filmnya?? Keren banget! Gw sampai pengen nonton lagi. Untuk ulasan filmnya, udah gw tuliskan di sini, bisa juga lihat di blog-nya pak Jaf, beliau sangat lengkap mereview-nya. Bisa dimulai dari sini untuk yang belum tau siapa itu Soe Hok Gie. Buat yang udah tau, bisa langsung ke sini. Catatan penting sebelum nonton GiE: Buang jauh-jauh image Nicolas Saputra sebagai Rangga dalam Ada Apa Dengan Cinta. Beda banget, menurutku! Jangan juga samakan akting Nico dengan perannya di Biola Tak Berdawai dan Janji Joni. Sangat beda! Dengan memperhatikan catatan ini, kalian akan sangat menikmati film-nya dan dijamin pasti perasaannya sama kayak gw setelah nonton. Kagum!

Thursday, July 14, 2005

GiE: Premiere for Today! Film GiE diputar di bioskop mulai hari ini. Rame atau ngga, gw ga tau, soalnya emang nggak nonton. Rencananya hari Sabtu nanti baru nonton bareng blogger Makassar (atas usulnya soeltra yang ceriwis ini hehe). Jadi, ya belum nonton lah! Berikut ada sedikit kutipan artikel mengenai film ini yang diambil dari sini: Saatnya bangsa ini untuk diingatkan, bahwa negeri ini pernah memiliki Soe Hok Gie. Aktivis muda yang memilih diasingkan, ketimbang menjadi manusia munafik. Ia memang pantas diidolakan karena kegigihannya dalam bersikap dan menuntun dirinya untuk jujur pada nilai-nilai yang diyakininya. Inilah saatnya, generasi muda dikenalkan pada sosoknya agar mau belajar padanya. Bukan kepada mereka yang melacurkan dirinya pada kekuasaan, jabatan dan kemewahan. Di tangan sutradara Riri Riza dan produser Mira Lesmana, usaha itu dicoba dirintis. Lewat film berbeaya Rp7 miliar itu, kedua sinaes muda ini menghadirkan kepada masyarakat Tanah Air, sebuah interpretasinya terhadap sosok Gie. Kalaupun banyak hal tak sesuai dengan apa yang dibayangkan orang-orang, terutama yang pernah dekat dengannya, toh kata Mira, itu karena film ini merupakan sebuah interpretasi Riri terhadap Gie. Bukan film dokumenter ataupun film biografi! Cukup repot menggali informasi seputar kehidupan Gie. Apalagi yang menyangkut kehidupan pribadinya. Riri bahkan harus pergi ke luar negeri untuk menemui perempuan yang pernah dekat dengan Gie. Meski kisahnya bisa didapat, tak sedikit nara sumber yang keberatan untuk disebutkan namanya dalam film Riri tersebut. Menyajikan film Soe Hok-gie tentu saja merupakan sebuah kerja besar yang tak bisa dianggap enteng. Usaha para sineas ini patutlah diacungi jempol. Setidaknya, karya mereka bukanlah film ecek-ecek yang kini banyak bermunculan di layar sinema kita. Iri Supit, sang penata artistik, mampu menghadirkan suasana Jakarta di tahun 60-an. Ini jelas bukan pekerjaan gampang. Sejumlah pernak-pernik yang dihadirkan sudah tentu harus mewakili zamannya. Lihatlah sepeda dan mobil-mobil zaman baheula berseliweran di layar Gie dan mampu menghidupkan suasana kala itu. Mengenai Jakarta yang kini sudah banyak berubah, para pekerja film ini akhirnya sepakat menjadikan kota Semarang sebagai lokasi syuting. Beruntung, suasana Jalan Kebon Jeruk IX, Jakarta Barat, tempat Gie bermukim bersama orangtuanya dulu, berhasil ditemukan di sana, tepatnya di Jalan Layur. Mirip suasana Kebon Jeruk tahun 50-an, Jalan Layur dipenuhi tukang becak, pedagang dan sebuah masjid. Menyaksikan Soe Hok Gie, berarti menyaksikan sebuah keteguhan dalam melakoni prinsip-prinsip yang diyakininya benar. Ia sempat menjadikan Soekarno sebagai idolanya, namun ia jugalah yang turut menggulingkan keperkasaan Soekarno sebagai penguasa Orde Lama. Gie, adalah seorang yang selalu dipenuhi kegelisahan. Suara-suara kegelisahan itu lah yang dicurahkannya lewat tulisan-tulisan yang cukup tajam. Semua dibabat habis, baik militer, rekan-rekan aktivis kampus yang telah lupa pada perjuangan awalnya, hingga kampusnya sendiri. "Inilah akhir bagi Gie, ketika ia mengkritik kampusnya sendiri. Dia seperti tak punya rumah lagi," kata Riri. Takdir telah ditentukan padanya. Gie mati muda di pangkuan sahabatnya Herman Lantang, ketika ia mendaki Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa. Sebuah akhir yang tragis. Namun, Riri sengaja tak memunculkan adegan itu sebagai penghujung cerita. Ia justru menghadirkan senyum dan kebahagian Riri bersama sahabatnya Han, saat bermain di pantai. Ya, sebuah tempat yang dicita-citakan Han semasa hidupnya. Dan, hal itu justru terkabul ketika ia mengakhiri hidupnya. Ia dieksekusi tentara di sebuah pantai di Bali, karena menjadi anggota aktivis Partai PKI. Menghadirkan Gie kembali dalam benak masyarakat saat ini, memang terasa perlu. Terlebih, ketika negeri ini telah kehilangan panutan. Banyak para pejabat asyik menggerayangi aset-aset negara. Sosok-sosok Gie lah yang bisa menjadi jawabanya. "Kita, generasi kita, ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau..." Gw sendiri pengen banget nonton film ini karena gw pengen melihat refleksi kehidupan Gie yang dituang dalam film tersebut. Yang selama ini hanya dalam bayangan di benak masing-masing orang. Apalagi nyokap gw bilang, "Soe Hok Gie? Adiknya Arief Budiman itu? Ndak ada yang nggak kenal Soe Hok Gie. Dia angkatan di atas Mama, angkatan 66 tapi Mama tahu kalau dia itu orang hebat banget. Polos dan memiliki semangat serta sangat idealis. Saking idealisnya, dia kekeuh nggak mau ganti nama, padahal zaman itu orang-orang etnis tionghoa banyak yang mengganti namanya menjadi nama Indonesia, termasuk kakaknya sendiri, Arief Budiman. Nama aslinya Arief itu Soe Hok Djin.". Siapa yang nggak tau quote Soe Hok Gie yang terkenal, yang diukir pada (eks) makamnya di Tanah Abang, sebelum akhirnya digusur (lagi): "Nobody Knows The Troubles I See, Nobody Knows My Sorrow". So, udah ada yang nonton GiE? Would you please share to me..?

Tuesday, July 12, 2005

Hampir Aja!! Kemarin, pas habis pulang dari nonton ama Bati, Emmy dan K Ical, gw balik ke rumah, langsung nyamperin meja tengah yang memang jadi tempat persinggahan gw kalau baru balik. Biasanya kalau ada surat atau paket buat gw suka ditaruh di situ. Image hosted by Photobucket.comDan gw notice ada amplop coklat yang ditujukan untuk gw. Gw penasaran aja, gw pikir apaan nih, kok ada tiba-tiba yang ngirimin surat buat gw, jangan-jangan gw mo ditahan ama polisi lagi hehehe.. Ahirnya gw buka tu amplop dan gw nemuin surat buat gw dengan perihal Surat Pemberitahuan Pemenang. Di surat itu dikatakan bahwa gw memenangkan satu unit mobil Honda Jazz dalam rangka undian "Grand Prize NOKIA" tahap kedua. Yang aneh kok suratnya atas nama PT. Martindo Mandiri yang beralamatkan di Menara kadin Lt. 15, Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav. 02-03 Jakarta 12950, Telp (021) 30219277 Hunting, Fax (021) 3909277, bukan PT. Nokia Indonesia. Lalu gw lihat-lihat lembaran-lembaran berikutnya hmm ada lembar yang ditempeli kartu garansi asli yang emang gw masukkan lewat NPC di sini, trus ada lembar dari Notaris R. Muh. Hendarmawan, SH yang berkantor di Jl. TB. Simatupang 8 Blok B-42 Jakarta tentang Surat Keputusan Pemenang Undian Grand Prize Nokia, trus ada lembar dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pajak Wilayah IV Jakarta Raya I yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 40-42, Jakarta tentang Surat Ketentuan Pembayaran Pajak 25%, trus ada juga lembar dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Metro Jaya dan Sekitarnya DKI Jakarta untuk meyakinkan bahwa ini bukanlah undian tipuan. Lalu gw baca baik-baik, dan mata gw tertumbuk pada kata-kata "..pengambilan hadiah akan ditutup pada tanggal 11 Juli 2005 apabila pada sampai dengan batas waktu tersebut pihak saudara belum menghubungi kami maka akan diserahkan kepada Departemen Sosial RI sesuai dengan ketetapan pemerintah tentang prosedur berhadiah..". HAH!! Yang bener aja, gw baru terima surat ini tanggal 11 Juli. Lagian kok mepet banget sih, surat tertanggal 30 Juni 2005 bahkan ada salah satu lampiran suratnya yang ditandatangani pada tanggal 2 Juli 2005, kok udah dikasih deadline tanggal 11 Juli 2005!! Padahal biasanya kalau undian lain dikasih batas waktu sampai 1 bulan. Image hosted by Photobucket.comTrus di dalam kepanikan dan kebingungan gw, gw baca ada satu tulisan dalam kotak di lembar pertama itu. Tulisan "Pemenang Dapat menghubungi: Bpk. ABBAS SUGIYANTO Phone: 08159085777". Ya udah akhirnya gw ambil handphone gw dan gw dial ke 08159085777. Pak Abbas: Ya, halo? Gw: Halo? Dengan bapak Abbas Sugiyanto? Pak Abbas: Ya benar. Siapa ini? Gw: Sore pak, nama saya Irayani, saya dapat surat tentang pemenang undian Grand Prize NOKIA. Pak Abbas: Ohh, yang dari Makassar ya? Gw: Iya, Pak. Pak Abbas: Aduh, mbak kenapa baru menghubungi saya sekarang, sedangkan batas tanggal pengambilan hadiah itu adalah pada hari ini, tanggal 11 Juli 2005. Sebentar jam 7 malam barang tersebut sudah akan dilelang oleh pihak Departemen Sosial. Gw: Yah gimana dong, Pak. Saya baru dapat suratnya hari ini. Bukan salah saya dong, Pak, siapa suruh pak posnya telat. Pak Abbas: Wah, gimana ya? Masalahnya mbak terlambat menghubungi kami. Gw: Loh salahin kantor posnya dong, Pak. Lagian surat penting begini kok dikirim lama-lama. Pak Abbas: Jadi jam berapa mbak terima surat itu? Gw: Saya baru saja pulang, jadi saya baru terima surat ini. Waktu saya tanya orang-orang di rumah, surat ini baru tiba sekitar jam 4 atau jam 5 tadi. Pak Abbas: Wah... Gimana ya mbak? Atau begini aja, mbak coba telepon saya 5 menit lagi, saya mau konfirmasi dulu sama panitianya, mungkin bisa diberikan dispensasi berhubung mbak baru terima suratnya/ Gw: OK, pak, nanti saya hubungi 5 menit lagi. Telepon ditutup dan gw terhempas dalam kebingungan. Gw baca lagi surat itu dengan lampiran-lampirannya, ada tulisan bahwa "Pajak Hadiah 25% Ditanggung Pemenang". Dan pajak 25% dari mobil Honda Jazz itu adalah sebesar Rp 34.500.000,- (tiga puluh empat juta lima ratus ribu rupiah). Gile, duit semua tuh, bukan daun-daun kering yang ditumpuk!!! Mo konsultasi ama nyokap, nyokap lagi keluar kota. Akhirnya gw tekan nomer yang gw sudah hapal selalu. Pacarku tercinta! Kidy: Halo? Gw: Halo halo.. hehehe Kidy: Dih, wek wek! Gw: (cengengesan ga jelas) Kidy: Hayo apaan? Gw: Umm gini.. Kidy: Hayo apa..? Gw: Hehehe. Gw dapat surat nih, katanya gw menang undian Grand Prize NOKIA. Kidy: Surat dari mana? Gw: Ntar dulu, hadiahnya dong.. mobil Honda Jazz! Kidy: Ciee.. dapat Honda Jazz.. Suit suit! Eh suratnya itu dari mana? Gw: PT. Martindo Mandiri. Aneh kan? Katanya sih di sini PT. Martindo Mandiri ini selaku penyelenggara undian Grand Prize Nokia Kidy: Bentar yah, aku googling dulu.. ... .. Hmm ga ada tuh.. Jangan-jangan kamu kena penipuan yang lagi santer itu. Dicek dulu deh gimana. Gw: Wah ga tau deh. Tapi kalaupun beneran kayaknya gw ga bakal ngambil hadiahnya. Gimana mau diambil, mesti bayar pajak 34 juta itu, mo dapat duit dari mana??? Kidy: Loh kenapa ngga diambil, sayang loh. Mobilnya lebih bagus lagi. Huhu pengin Honda Jazz. Gw: Weh punya mobil banyak2 ngapain, udah punya juga. Kidy: Kan bisa dijual lagi atau gimana.. Gw: Atau buat loe aja deh, asal loe yang bayar tuh 34 juta hahaha. Kidy: Beneran nih? Kalo duit segitu sih ada.. Gw: Ya abis mo gimana lagi. Nyokap paling juga ngomong kayak gitu. Sayang duitnya. Kidy: Tapi aku curiga kalau ini penipuan. Sekarang banyak banget loh kasus kayak gini. Misalnya yang kasus unilever itu.. Gw: Gini deh, gw telpon dulu deh kontak person-nya yang di sini oke, ntar gw hubungi loe lagi deh oke? Kidy: Oke. Gw: Tunggu telpon gw ya. Dan gw pun menelpon pak Abbas itu lagi. Pak Abbas: Ya, halo? Gw: Saya Irayani, yang tadi nelpon tentang undian itu. Pak Abbas: Oh iya, mbak begini.. Hadiah itu bisa mbak ambil, tapi karena sudah mendekati batas waktu yang ditentukan tentunya kami harus memberikan laporan kepada pihak pelelangan supaya dapat membatalkan pelelangan. Oleh karena itu kami harus punya bukti bahwa pemenang sudah menyelesaikan biaya administrasinya, dan itu harus kami laporkan sebentar. Gw: Wah. Pak, susah itu, bank kan sudah tutup jam segini. Mana banyak begitu lagi duit yang harus dikeluarkan. Pak Abbas: Iya, karena itu kami memutuskan karena mbak pasti belum sanggup melunasi semuanya jadi mbak cukup mentransfer sebesar 7,5 juta saja sebagai tanda jadi ambil hadiahnya, supaya ada yang bisa kami laporkan kepada pihak Departemen Sosial. Sisanya bisa ditransfer besok. Gw: 7,5 juta ya? Pak Abbas: Iya, mbak sanggup? Gw: Begini pak.. Bisa kasih waktu saya 15 menit, nanti saya telepon balik lagi untuk memberitahu keputusan saya. Saya harus berdiskusi dulu dengan orang rumah nih, karena saya pribadi tidak punya uang sebesar itu sekarang. Pak Abbas: Oke mbak, kami tunggu ya. Dalam 1 jam harus sudah ditransfer. Gw: Oke. Gw menutup telepon, trus menelpon lagi kekasihku. Gw ceritain semua yang dibicarakan di telepon dengan Pak Abbas itu. Dan doi pun semakin meragukan masalah kebenaran surat ini. Ditambah lagi dengan hasil googling-nya selama gw nelpon si Pak Abbas itu, ga nemu kata "martindo mandiri" di google. Paling ga di 5 page pertama search resultnya. Ga nemu any news related dengan undian nokia berhadiah Honda Jazz di google bahkan di website Nokia Indonesia sendiri. Satu-satunya undian yang didapat dari hasil googling adalah undian berhadiah grand prize dari sentra ponsel yang masa akhirnya Desember 2005 nanti. Kidy: Alamat PT itu ada nggak di suratnya? Gw: Ada, di Menara Kadin Lt. 15 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 Kav.02-03 Jakarta 12950. Kidy: Ada no telponnya ga? Gw: 021-30219277, ada faks-nya juga di 021-3909277. Kidy: Wah ini jelas-jelas aneh. Rasuna Said no telponnya kepala 5, Say. Kantor lama di GSI ajah nomornya 52xxx dari lt.1 sampe 19, begitu juga waktu di Indorama. Gw: Iya sih, dan kelihatannya yang 302 sekian sekian ini kok kayak nomer flexi ya? Kidy: Itu aku juga curiga, kok nomer di Rasuna Said itu ada yang kepala 3..? Dan doi googling lagi bikin list isi perusahaan di Menara Kadin. Dan ternyata emang nomor di menara Kadin tuh kepala 5 semua trus ga ada Martindo Mandiri di.lt 15. Dia bacain semua kantor-kantor yang beralamatkan di Menara Kadin itu, termasuk perusahaan maskapai penerbangan Singapore Airlines. Akhirnya gw juga yakin 95% bahwa ini adalah penipuan dan gw hampir kena! Untung gw ngontak kekasihku tersayang yang pinter ini hehehe... *aduh besar deh tuh kepala!* Dan gw dapat ide untuk jahilin si penipu ini. Dan pacarku yang juga jahil ini setuju banget ama ide ini hehehe. Dan menurut dia juga, coba aja untuk ngulur waktu sampai besok, bisa nggak. Biasanya kalau beneran, mereka pasti disiplin banget tentang hal ini, ga bisa diulur-ulur lagi. Dan gw menelpon lagi pak Abbas ini.. Pak Abbas: Ya, halo? Gw: Pak, ini dari Irayani. Pak Abbas: Iya, bagaimana mbak dengan keputusannya? Gw: Begini, Pak, kayaknya saya nggak bisa transfer malam ini. Waktunya udah mepet banget, dan ada kondisi yang tidak memungkinkan saya untuk transfer sebesar 7,5 juta. Pak Abbas: Kondisi seperti apa? Gw: Begini.. Kan uang saya ada di Bank Panin *sengaja ngambil bank yang nggak terlalu terkenal* dan Panin itu nggak bisa ambil cash dalam jumlah besar. Paling banyak hanya 1,5 juta. Begitupun dengan transfer antar bank-nya. Jadi solusinya saya harus menunggu besok pagi dan ke bank, karena uangnya harus ditarik pakai buku tabungan. Jam segini bank kan sudah tutup. Pak Abbas: Wah gimana yah..? Gw: Iya, saya sama sekali tidak bisa untuk malam ini, Pak. Pak Abbas: Oke, kalau begitu, besok mbak bisa transfer ke sini sebanyak 7,5 juta itu tapi harus sebelum jam 9 pagi waktu Jakarta. Karena kami harus segera memberikan laporan kepada Departemen Sosial. *masih itu aja sih alasannya, udah ketahuan banget hehe padahal tadi kan 7,5 jutanya itu karena dianggap ga mungkin kasih 34 juta dalam waktu 1 jam* Gw: Ya udah, Pak, oke sebelum jam 9 waktu Jakarta ya? Berarti di sini jam 10 pagi. Trus saya kirim ke bank mana Pak? Di sini saya lihat banyak daftar. Pak Abbas: Di sana ada bank apa saja? Gw: Di sini ada semua yang di daftar ini, Pak. Pak Abbas: Oke, kalau gitu kirim ke BCA aja mbak. Gw: Nomernya, Pak? Pak Abbas: Mbak telpon saya saja lagi jam 8 waktu Jakarta besok pagi trus saya kasih nomernya. Gw: Wah emang nggak bisa dikasih sekarang, Pak? Masa' saya harus bolak balik nelpon lagi, kan repot banget tuh. Mendingan langsung aja, Pak, biar saya besok pagi tinggal ngurusin transferan itu, nggak harus bolak balik nelpon Bapak lagi. Pak Abbas: (diam sejenak) Ya udah, boleh deh kalau gitu. Mbak catat baik-baik yah. Gw: Tunggu Pak saya ambil pulpen dulu (buru2 ngambil pulpen terdekat itupun agak2 ga konek tintanya) Ya, berapa, Pak? Pak Abbas: Atas nama Joyo Wiyono, kirim ke nomer rekening 261.179.3741 BCA Cabang Jakarta. Gw: Pak, bisa kasih lebih spesifik, BCA cabang mana? Setahuku BCA di Jakarta kan banyak banget, dan kalau transfer ke BCA via teller harus kasih tau cabang mana, di sini aja antar cabang dalam satu kota begitu. Pak Abbas: Nggak usah, langsung aja tulis BCA cabang Jakarta udah nyampe kok. Gw: Hah?? *mulai menyadari ini sudah 99% penipuan, si penipu ga mau ketahuan letak rekeningnya di cabang mana* Pak Abbas: Iya tenang aja. Nah besok kalau sudah transfer harap secepatnya beritahu kepada saya ya. Dan bukti transfernya mbak simpan saja, jangan sampai hilang, karena itu sebagai bukti pengambilan hadiah. Gw: Loh apakah saya nggak perlu faks bukti transfernya? Pak Abbas: Nggak perlu, mbak, simpan saja. Dasar! Singkat cerita, setelah menelpon pak Abbas tadi, gw telpon yayangku lagi untuk ceritain percakapan gw dengan diawali dengan ketawa-ketawa. Abis bloon banget sih penipunya. Untungnya gw punya kakak dan sodara yang pernah kerja di BCA. Gw tau banget BCA itu disiplin banget dalam hal transfer-transfer begini. Dan biasanya kalau orang itu jujur, dia akan memberikan informasi selengkap-lengkapnya supaya lawan bicaranya nggak salah. Setelah nelpon yayangku, gw memutuskan untuk ke Mall Panakukkang (lagi), soalnya di sana ada Nokia Centre dan gw pikir masih buka. Sesampainya di Nokia, langsung dipastikan bahwa surat itu adalah penipuan. Pihak Nokia mengatakan bahwa tidak pernah ada undian dengan hadiah mobil Honda Jazz. Kalaupun ada, pemenang pasti akan diumumkan melalui koran nasional (misalnya Kompas) atau ditempel di etalase kaca Nokia. Satu hal juga, Nokia tidak akan memberikan no telepon lain di dalam pemberitahuan kecuali nomer costumer service Nokia yaitu Nokia Careline 021-5266542. Akhir cerita, pihak Nokia mencatat segala macam informasi yang diperlukan dari surat yang gw pegang itu. Gw sih silakan aja, kalo perlu diringkus deh sekalian biar berkurang penipuannya. Dasar penipu!

Monday, July 11, 2005

Ungu Violet Akhirnya gw sempat juga nonton Ungu Violet. Padahal film yang dibintangi oleh Dian Sastro dan Rizky Hanggono ini sudah main di bioskop sejak kira-kira 2 minggu yang lalu. Gw udah beberapa kali ngajak Emmy tapi ga berhasil seperti biasa anak itu lagi hilang mood untuk jalan-jalan, dan ga ngajak Bati karean gw tau anak ini sangat ga doyan nonton. Nah trus kok bisa akhirnya nonton? Begini ceritanya. Hari ini gw dan Emmy kan hari Ortho. Pas jam sebelas gitu tiba-tiba pada ngumpul di ruang dokter, ternyata ada diskusi. Ya udah gw ikutan diskusi ama anak-anak yang lain sementara Emmy masih tinggal di luar karena lagi kerja pasien. Yang gw tau, Bati pun lagi menuju ke klinik pula. Setelah selesai diskusi yang cukup lama dengan durasi kira-kira 2 jam lebih karena Emmy dan Bati sudah sempat makan dulu di warung depan. Lalu terjadilah percakapan.. Emmy: Ra, K Ical (Emmy's boyfriend, Red.) ngajakin nonton. Ungu Violet. Gw: Wah.. Tapi.. Emmy: Gimana, Ra? Gw: Hehehehe.. Dibayarin ga? Emmy: Iya lah.... Gw: Waaah (berbinar-binar dengan mata berubah jadi Rp_Rp) mau deh mau... Tiba-tiba.. Bati: Ooh tidaaaakkK!! Gw: Loh Ungu Violet bagus loh filmnya. Bati: Bagus sih bagus.. tapi endingnya itu loh.. uh-uh.. mati semua kan? Gw: Yah sad ending sih kayaknya, tapi jangan lah dilihat dari endingnya, lihat isi esensi filmnya :P Bati: Huuuuh (menutup muka dengan semua tangannya *lah emang berapa tangannya??*) Gw: (menoleh ke Emmy) Tapi kita pulangnya jam berapa nih, udah kasih tau K Ical? Emmy: Sudah saya balas tadi smsnya, saya sudah bilang kalau kita pulang mungkin paling jam 2-an, paling lambat jam 3 ada mi di sana. Kalaupun ga jadi nonton, makan saja lah. Oke? Gw: Loh kan bisa dipercepat kepulangannya, habis absen langsung ngacir yuk.. *tanduk mode on* Biar jadi nontonnya hehehe.. Emmy: Bisa aja tuh (sambil lirik-lirik ke Bati). Singkat cerita, akhirnya kita bertiga jadi kabur lebih cepat. Pokoknya setelah absen, langsung kabur burr burrr... Sempat ke rumah dulu, gw mo ganti baju, Bati mau sholat dulu dan Emmy mau belajar piano dulu *loh kapan perginya banyak gitu urusannya*. Tepat jam 14.45 kita udah tiba di Panakukkang 21, celingak celinguk, weh K Ical blum kunjung muncul. Akhirnya gw killing time dengan membeli koin game dan maen Time Crisis 3. Koin abis, pas balik ke tempat Emmy dan Bati duduk, eh ternyata K Ical sudah memunculkan dirinya. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.15. Setelah dapat tiket, ternyata film sudah main 15 menit, tapi karena tetep ingin nonton, ya tetep nonton hehehe. Ungu Violet. Ceritanya oke lah, gw kasih point 7 deh. Gak seru banget tapi ga jelek juga, biasa. Pengambilan gambarnya oke, penataan setnya kayaknya ngambil bangunan2 lama di daerah kota. Bagus banget, down to earth banget menurut gw, dibanding dengan sinetron-sinetron yang make rumah mewah. Dih! Cuma.. rumah sakit yang punya bangunan tua gitu di Jakarta, di mana yah? Kok kayak biara gitu? :D Trus akhirnya bikin gw ama teman-teman berdebat sebenernya yg bener yang mana. Sutradaranya agak2 nipu gitu deeh. Mengira-ngira ini dan itu, ternyata beda dari pikiran kita semua :) HIDUP FILM INDONESIA!!!

Friday, July 08, 2005

My New Hairstyle Bukan karena lagi ngikutin tren ber-"poni", tapi gw bener-bener lagi sebel ama poni gw sebelumnya. Those "poni" are sucks! Kenapa gw bilang gitu? Soalnya gara-gara beberapa jumlah rambut di depan yang panjangnya melewati mata itu bikin gw berkali-kali ditegur ama dosen gw. Ya udah gw gunting aja, biar ga repot-repot. Dan ternyata bagus juga, selain itu poni yang dulu emang rada mengganggu gw kalau kerja pasien. Sekarang udah asik banget, nggak harus merapikan poni dulu baru pasang masker. Langsung pasang masker, ngambil alat-alat diagnostik dan menginstruksikan pasien untuk.. .."buka mulut ta di', mau ka liat dulu sebentar, yang mana yang sakit?" Semalam gw sms-an ama teman gw yang udah lama nggak kontak2an, trus dia minta gw kirimin pic gw ke dia. Gw males banget, apalagi kartuAs yang gw pake ini ga bisa MMS-an. Eh ternyata menurut dia, dia baru ngirim poto terbarunya ke gw, dan pas gw bilangin kartuAs ngga bisa MMS, hehehe dia baru nyadar. Akhirnya karena penasaran ama foto dia, gw kasih tau untuk ngirim ke hape nyokap gw, biar gw tungguin deh. Dan.. hupla.. MMS-nya segera datang dengan 2 fotonya yang lucu-lucu. Ada yang dia lagi tidur, katanya difoto ama pacarnya. Waduh jadi inget foto gw yang lagi bobo trus difoto sepupu gw si Emi, dan dengan isengnya dikirim ke pacarku huhuhu... Damn! Ketahuan deh sisi terburukku dengan iler yang mengalir bebas dari sudut bibir ke bantal. Euh kok ngomongin iler sih hehehe, ya udah balik ke acara MMS-an itu. Gw gangguin dia dengan menuliskan kata-kata "iya dong,cakep kan? :p *pede mode on*", dan dengan spontan dibalas olehnya "iya, cakep kok *sense of beauty: failed* :p". Ahahahaha.. Dasar gelo! Jadi.., menurut kalian... ehm.. *narsis mode on* ...cakep ga? *narsis mode off*

Tuesday, July 05, 2005

My New Vehicle Sudah 2 minggu gw punya mobil baru. My (not officially) my new vehicle. Kok not officially? Soalnya bukan gw sendiri yang beli, dan di STNK itu belum nama gw. Gw sendiri belum mampu beli mobil beneran. Sanggupnya beli mobil pajangan yang 30 ribuan itu hehehe. Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Plat nomer gw dan mobil tampak depan. Image hosted by Photobucket.com Image hosted by Photobucket.com Tampak samping dan tampak belakang Image hosted by Photobucket.com Dan.. tampak dalamnya hehehe. Aksesorisnya, Snoopy is the best *liat aja di penutup setirnya hehehe* Anyway, thanks to my mom, yang berbaik hati "meminjamkan" mobilnya dan memberikanku "hak pakai" hehehe. Sekarang rutinitas bertambah lagi deh :p Tiap sore harus bersihin monil (minimal dilap), soalnya warna item gampang terlihat kotor. Trus tiap hari Minggu pagi gitu pulang gereja nyuci mobil!!! So, how r u?

Friday, July 01, 2005

Enggak Ngerti Nggak ngerti, kenapa gw jadi males banget ngisi blog, padahal tiap hari juga ngecek imel n ngecek blog. Nggak ngerti, kenapa akhir-akhir ini perasaan gw jadi sangat-sangat netral. Nggak ada perasaan apa-apa kepada semua orang. Aneh deh :( Nggak ngerti, kenapa gw sangat menikmati kesendirian gw akhir-akhir ini. Nggak ngerti, kok gw saking isengnya malah berfoto di sini :p~ Image hosted by Photobucket.com ps: butuh banget pasien tambal gigi untuk menyelesaikan kasus di kepaniteraan gw di Konservasi Gigi :( Bagi yang berminat, harap hubungi gw ya? :D